pemuda penerus bakti bangsa
pemuda penerus bakti bangsa
Di tengah arus modren yang tergambarkan dalam wujud globalisasi sekarang ini, isu “Kemandirian Bangsa” bukan hanya merupakan sesuatu yang penting, tetapi sekaligus merupakan kebutuhan bagi bangsa Indonesia. Ada cukup banyak perspektif yang dapat diajukan tentang kemandirian bangsa Indonesia, termasuk oleh pemuda. Pemuda diakui oleh khalayak sebagai generasi penerus bangsa ditangan pemudalah maju mundurnya suatu bangsa bergantung. Kalimat tersebut memberi makna betapa pentingnya peran pemuda dalam mewujudkan kemandirian bangsa.
Betapa tidak sejarah telah membuktikan peran pemuda mempersatukan bangsa ini, yang terwujud dalam ikatan “ Sumpah Pemuda ”. Bahkan berkat dorongan paksa pemuda, Soekarno dan Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Hingga wajar kalau kemudian dalam Biorgrafi, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat, Beliau pernah mengatakan “ Seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu orang pemuda bisa mengubah dunia”. Kita juga mungkin masih ingat pula perjuangan para pemuda melawan kekorupan penguasa, Orde lama tumbang, pun Orde Baru lengser oleh gerakan pemuda.
Itulah peran pemuda masa lalu. Pertanyaanya bagaimanakah peran pemuda saat ini? Apa yang seharusnya diperankan untuk mewujudkan kemandirian bangsa? Haruskah pemuda sekarang angkat bambu runcing atau turun ke jalan, berdemonstrasi dengan berbagai orasi, atraksi dan eksplorasi gerakan sebagaimana yang telah dilakukan oleh para pendahulu?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut hendaknya kita merenungkannya dengan seksama. Apakah dengan gerakan mereka (para pendahulu) telah benar-benar membuahkan perubahan yang siginifikan sesuai dengan tujuan utama suatu bangsa, mencapai rakyat adil makmur sentosa? Singkatnya, Sudahkah bangsa ini mandiri?
Sudahkah kita berdaulat secara politik? Bangsa ini kita tahu mempunyai banyak partai, Pemimpin diusung melalui Pemilihan Umum secara langsung oleh rakyat dan berasas Jurdil (jujur dan Adil). Apakah benar yang terjadi dilapangan demikian? Percaturan politik dilapangan patut diakui atau tidak, banyak melenceng dari pakem aturan yang semestinya. Pemilihan diajang perdagangan atau yang sering disuarakan politik dagang sapi. Barter suara dengan jabatan, dengan bahan bangunan atau dengan uang. Kerap terjadi di hampir semua daerah.
Sudahkah kita mandiri secara Ekonomi? Baru- baru ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono , menyampaikan kondisi ekonomi bangsa bagus ada peningkatan kesejahteraan rakyat. Seraya kami berkata, Amin! Ironisnya entah rakyat yang mana, banyak pengusaha gulung tikar dan menanggung hutang di Bank-bank. Persoalan pengangguran juga belum mengalami pengentasan, kalaupun terjadi pengentasan, itu lebih disebabkan karena banyaknya faktor kematian akibat bencana yang bertubi melanda bangsa ini. Lebih miris lagi ketika mengetahui hutang Negara bertambah. Perusahaan Besar yang mempengaruhi hajat orang banyak, masih banyak dikuasai oleh Perusahaan Asing .
Bagaimana dengan berkepribadian sosial dan budaya? banyak Ilmuwan sosial mengakui bahwa Indonesia adalah ladang kajian Ilmu Humaniora atau Ilmu Sosial. Bangsa ini diakui mempunyai beraneka macam suku dan budaya. Berkepribadian suka bergotong royong, bertoleransi, ramah dan masyarakat agamis . Ironisnya, dimasyarakat yang agamis, korupsi jadi budaya, kebohongan melingkar seumpama spiral dan moralitas masih jadi persoalan mendasar.
Lemahnya kemandirian Bangsa ini, tentu mempunyai sebab. Diawal kita pahami bahwa maju mundurnya suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh pemuda, apabila pemudanya lemah maka bangsa pun lemah. Sehingga logikanya lemahnya kemandirian pemuda menyebabkan lemahnya kemandirian suatu bangsa.
Sumpah Pemuda adalah momen penting bagi perubahan bangsa Indonesia. Generasi muda saat itu menjadi pelopor persatuan nasional dalam simbol tanah air, kebangsaan, dan bahasa persatuan melalui Sumpah Pemuda. Sejarah bangsa ini selalu diwarnai oleh pemuda sebagai komponen utama. Pemuda memiliki semangat tinggi untuk melakukan perubahan. Energi positif itu terpancar ketika mereka melihat suatu kejanggalan pada bumi pertiwi. Pola pikir dan daya analisis yang tinggi terhadap masalah bangsa membuat mereka merasa terpanggil untuk melakukan percepatan perbaikan tanah air menuju ke arah yang lebih baik. Lalu, melihat realita sosial saat ini, apa yang bisa mereka lakukan?. Persaingan global yang semakin panas ditambah pesatnya perkembangan dunia teknologi membuat ekonomi kita semakin jauh tertinggal. Tayangan televisi yang tidak mendidik justru semakin marak disiarkan. Banyak generasi muda kita yang terjerumus ke dalam lembah kebodohan hanya karena tidak mampu memilah tayangan yang pantas ditonton.
Melihat kenyataan yang terjadi saat ini, maka dibutuhkan sosok pemuda yang dapat melakukan akselerasi perbaikan bangsa. Akselerasi tersebut dapat terwujud melalui tindakan nyata dan peran yang dapat mereka berikan. Lalu, peran seperti apakah yang dapat membawa kita menuju ke gerbang kesejahteraan ?. Tidak adanya ekonom brilian yang bergerak bersama di negeri ini untuk dapat memahami, mencerna dan menemukan jalan keluar bagi krisis ekonomi merupakan salah satu penyebab kemunduran bumi pertiwi. Begitu juga dimensi-dimensi lain dimana masing-masing pribadi bergerak sendiri untuk memenuhi kebutuhan dan keuntungan pribadi. Mereka memang manusia-manusia brilian dan jenius tetapi seperti lidi yang berserakan, tidak terorganisasi menjadi kekuatan bangsa di bawah sebuah kepemimpinan yang solid. Kepemimpinan yang kuat dan baik tidaklah menjamin semua kesulitan kita selesai, tapi kepemimpinan yang kuat dan baik memastikan bahwa semua solusi strategis dan teknis yang kita rumuskan dapat bekerja secara benar dan efektif. Tapi, itu pulalah yang menjadi kunci masalah dimana semua berakar dari sana : krisis akhlak dan kepemimpinan.
Jika kita menyusuri sejarah bangsa ini, kita akan bertemu generasi 1900-an yang mempelopori kebangkitan nasional dengan terbentuknya Boedi Oetomo sebagai organisasi yang boleh dikatakan sebagai titik awal terbentuknya organisasi yang bersifat nasional. Dilanjutkan dengan perjuangan generasi 1928 yang berhasil mempelopori persatuan nasional melalui Sumpah Pemuda. Lalu, kita akan bertemu dengan generasi 1945 yang mempelopori perjuangan kemerdekaan dan generasi 1966 yang berhasil mengakhiri rezim Orde Lama. Semua angkatan itu silih berganti sampai datang angkatan 1998 yang mampu menumbangkan rezim Orde Baru. rangkaian sejarah ini membuktikan bahwa peran pemuda sangat dinantikan untuk percepatan perbaikan bangsa. Mereka bersatu dengan meluruskan akhlak dan niat untuk menuju perbaikan Indonesia. Mereka bergerak di bawah kepemimpinan yang jelas dan terarah. Mereka bersatu padu seperti seikat sapu lidi yang mampu membersihkan sampah-sampah yang berserakan.
Indonesia membutuhkan peran kita saat ini. Kita sebagai mahasiswa misalnya, menjadi profesional di bidang kita adalah salah satu cara yang paling efektif. Berkumpul bersama dengan pemuda lain yang memiliki visi searah lalu kita membentuk sebuah gerakan nonanarkis yang tersusun secara rapih. Lalu kita berusaha menuju ke sektor-sektor penting yang menjadi pusat pengambil keputusan atau sektor yang menguasai hayat hidup bangsa ini. Kita bergerak bersama dengan tujuan untuk memperbaiki bangsa ini. Kita bergerak dibawah arahan yang jelas. Karena itu kita butuh pemimpin yang mampu menjalankan fungsi pembangkit kekompakan agar pergerakan kita tidak mengalami perpecahan intern. Selain itu, kita butuh integritas akhlak dan kepribadian. Sikap-sikap ini dapat dilatih dengan cara aktif di organisasi seputar kampus atau lingkungan masyarakat. Banyak ilmu yang dapat ditimba di sana. Pendewasaan pikiran, peningkatan daya analisis, dan kemampuan untuk bekerja dalam tim dapat kita peroleh. Semakin strategis jabatan dalam organisasi maka semakin banyak hal yang dapat diperoleh untuk pengembangan diri dan wawasan.
Pemuda adalah harapan bangsa. Kelak mereka yang akan menahkodai bangsa ini. Semua tergantung dari seberapa besar pengorbanan yang akan mereka persembahkan. Kita hanya bisa berharap semoga mereka mampu memaksimalkan kinerja mereka masing-masing untuk memajukan bangsa ini.
Kemandirian bangsa tentu saja menjadi atensi dari semua elemen bangsa khususnya pemuda sebagai pengemban masa depan bangsa. Tidak dapat dipungkiri bahwa pemuda memiliki peranan sejarah yang penting dan berkelanjutan dalam perjalanan kehidupan berbangsa. Mengingat peranan dan posisinya yang strategis dalam konfigurasi kehidupan kebangsaan, sudah sepatutnya pemuda mesti dipandang sebagai aset sosial bangsa yang strategis. Secara kuantitatif, jumlah pemuda Indonesia hampir mencapai 40 persen dari total 200-an juta penduduk Indonesia atau sekitar 80 juta jiwa. Sedangkan secara kualitatif, pemuda pun memiliki talenta dan kapasitas yang cukup memadai untuk menjalankan tugas-tugas kepeloporan dalam pembangunan nasional, demi menuju pencapaian kemandirian bangsa. Berkaitan dengan kebijakan pembangunan kepemudaan, pemerintahan sekarang ini memiliki visi yang reformis sekaligus progresif dalam menyusun regulasi kepemudaan.
Maka, sudahlah menjadi tanggung jawab generasi muda, sebagai anak zaman, untuk terus berjuang dari masa ke masa guna memperbaiki bangsanya. Merekatkan kembali persatuan yang retak. Pemuda dituntut untuk memikirkan nasib bangsa hari ini dan selanjutnya. Idealis, responsif, kritis merupakan karakter yang harus dimiliki pemuda, dengan tetap menjunjung etika dan moral. Pemuda harus terus memperjuangkan amanat penderitaan rakyat dan terus mendorong demokrasi, yang jauh dari berbagai bentuk tindakan anarkistis dan akan merugikan kehormatan perjuangan itu sendiri. Wacana pengetahuan dan kemampuan yang memadai begitu diperlukan oleh generasi muda agar dapat melaksanakan tugas-tugas kebangsaannya. Jiwa patriotisme dan semangat nasionalisme mutlak harus dimiliki pemuda agar tidak kehilangan jati dirinya sebagai anak bangsa yang senantiasa menjaga kehormatan-kedaulatan bangsa. Untuk itu pemuda perlu membekali diri dengan ilmu pengetahuan dan pendidikan yang tinggi, agar berilmu dan berakhlak mulia. Pada tempatnyalah para pemuda bangsa saat ini bercermin kepada para pemuda tempo dulu yang begitu gigih tanpa pamrih dalam berjuang, cerdas dalam berkarya, dan berwawasan jauh ke depan.
Kemandirian adalah kata kunci yang harus ditanamkan pada pemuda. Kesadaran kolektif atas kemandirian akan menimbulkan rasa percaya diri untuk menempatkan pentingnya kehormatan dan martabat bangsa yang berdaulat, di tengah pergaulan antarbangsa dunia. Hanya bangsa yang mandirilah yang akan dihargai dan memiliki tempat terhormat di mata masyarakat dunia. Kemandirian suatau bangsa akan sangat ditentukan seberapa besar seluruh komponen bangsa itu, terutama pemudanya, menghargai dan bangga akan tanah airnya. Hal itu akan mendorong masyarakat suatu bangsa, melalui kepeloporan kaum muda, untuk berbuat kebajikan kolektif.
Itulah tujuan dari kemandirian suatu bangsa, yang tentunya memiliki sejumlah syarat yang harus dipenuhi. Untuk mencapai itu semua, para nakhoda muda bangsa perlu dipersiapkan penuh kesadaran guna menyempurnakan kehidupan bangsa dengan mengembangkan potensi menjadi kekuatan nyata. Mengingat masa depan bangsa ada di tangan para pemuda, tibalah saatnya untuk mengembalikan kehormatan dan kedaulatan bangsa dengan membangun kemandirian bangsa. Jiwa seorang patriot dan semangat nasionalisme harus melekat dalam sanubari pemuda. Dengan itulah kita memiliki rasa percaya diri mencapai keberhasilan. Setidaknya prinsip-prinsip dasar terutama integritas moral, akhlak yang mulia, berjiwa patriot, sadar pentingnya ilmu pengetahuan-teknologi, memiliki kepekaan-solidaritas sosial tinggi dan inovatif-kreatif mengembangkan gagasan pemikiran karyanya, perlu dimiliki pemuda untuk tampil sebagai motor penggerak bangsa.
Dengan atribut kepeloporan seperti itu dipastikan kita mampu mengembalikan kehormatan dan martabat bangsa yang hampir sirna. Selamat datang para pemuda, perbuatanmu akan dikenang sepanjang zaman. Karya-karyamu akan dibaca sepanjang masa dan engkaulah kebanggaan bangsa di hari esok
Posting Komentar