(Harlah) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang ke-53 tahun

Pontianak, NU Online Dalam rangka menyambut hari lahir (Harlah) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang ke-53 tahun, PMII Kota Pontianak siap menggelar berbagai macam kegiatan pada 17 April 2013 depan. Harlah ini merupakan sebagai salah-satu bentuk mengenang jasa-jasa para Pendiri dan Pejuang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). terutama para pejuang yang memprakarsai beradanya PMII di Kota Pontianak, Kalimantan Barat hingga PMII eksis menjadi Organisasi Pergerakan Mahasiswa terbesar serta mampu berkontribusi yang nyata terhadap Agama, Nusa dan Bangsa. Demikian disampaikan Ketua PMII Kota Pontianak Abdul Ghani, Ahad (3/3). Dikatakan, pihaknya sudah membentuk Panitia Harlah di Sekret PMII Kota Pontianak, pada Rabu (27/2) malam kemarin. Ada beberapa agenda untuk menyambut Harlah ke-53 PMII, antara lain lomba karya tulis ilmiyah tingkan pelajar dan mahasiswa se-kota Pontianak, seminar nasional dan peluncuran Buku Sejarah PMII di Kalbar. “Dari awal mula PMII masuk ke Kalbar hingga pada saat ini, itu semua akan tertulis dibuku sejarah PMII Kalbar nantinya, yang sudah lama saya Rekomendasi kepada Ihya Ulumuddin sebagai kordinator penulisan Buku sejarah PMII Kalbar dan tinggal nanti sahabat Ihya tinggal menambah tim lagi jikalau dipandang perlu dalam proses percepatan penggarapan Buku Sejarah PMII di Kalbar,” kata Abdul Ghani. Sementara itu Ihya Ulumuddin, koordinator Departeman Kajian Keilmuan dan Pengembangan Intelektual (DKKPI) PC PMII kota Pontianak mengatakan, agenda terbesar DKKPI pada kepengurusan sahabat Abdul Ghani adalah pembuatan Buku sejarah PMII di Kalimantan Barat. “Mengapa hal itu penting bagi kami? Saat ini belum ada Buku khusus sejarah ke-PMII-an di Kalimantan Barat. Oleh karenanya kami dari Koordinator DPPKI, PC PMII kota Pontianak memberanikan diri untuk menulisnya, agar kader-kader dan Sahabat PMII Kalbar tahu siapa-siapa pelopornya PMII, serta seluk beluk perjuangannya hingga sampai ke Kalimantan Barat, bukti kecil cinta terhadap PMII, tahu siapa-siapa yang ada di PMII itu,” kata Ihya Ghani Menambahkan, kepanitiaan lebih baik dibentuk jauh-jauh hari agar kegiatan yang diagendakan pada harlah nanti tidak dadakan. “Perlunya dibentuk kepanitian mulai dari sekarang, agar panitia lebih mempersiapkan keperluan-keperluan yang dibutuhkan di Acara Harlah nanti, sehingga ketika hari H semuanya berjalan sesuai rencana,” paparnya Abdul Aziz yang ditunjuk sebagai Panitia Harlah PMII yang ke-53 ini menuturkan, dalam agenda-agenda kegiatan nanti, pihaknya juga akan undang alumni-alumni PMII, tokoh-tokoh NU kota Pontianak, Rektor/Ketua Kampus, dan Sahabat PMII lainnya, baik di Komisariat dan Rayon. “Sementara dalam acara lomba Karya Tulis Ilmiah dan Seminar Nasional nantinya kita akan libatkan dari Organisasi-organisasi Internal Kampus di Kota Pontianak Khususnya, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Pontianak, Universitas Muhammadiyah (UNMUH) Pontianak, Universitas Tanjungpura (UNTAN), Politehnik Negeri Pontianak (POLNEP), Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP-PGRI) Pontianak dan Beberapa Kampus lainnya, baik itu dari BEM kampus, Bem Fakultas, HMJ, dan UKM. Kita juga akan undang pelajar swasta maupun negeri dan santri-santri di kota Pontianak untuk berpartisipasi dalam acara kami ini,” tambah Aziz. Redaktur : A. Khoirul Anam Kontributor: Firman
 

pemuda penerus bakti bangsa

pemuda penerus bakti bangsa Di tengah arus modren yang tergambarkan dalam wujud globalisasi sekarang ini, isu “Kemandirian Bangsa” bukan hanya merupakan sesuatu yang penting, tetapi sekaligus merupakan kebutuhan bagi bangsa Indonesia. Ada cukup banyak perspektif yang dapat diajukan tentang kemandirian bangsa Indonesia, termasuk oleh pemuda. Pemuda diakui oleh khalayak sebagai generasi penerus bangsa ditangan pemudalah maju mundurnya suatu bangsa bergantung. Kalimat tersebut memberi makna betapa pentingnya peran pemuda dalam mewujudkan kemandirian bangsa. Betapa tidak sejarah telah membuktikan peran pemuda mempersatukan bangsa ini, yang terwujud dalam ikatan “ Sumpah Pemuda ”. Bahkan berkat dorongan paksa pemuda, Soekarno dan Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Hingga wajar kalau kemudian dalam Biorgrafi, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat, Beliau pernah mengatakan “ Seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu orang pemuda bisa mengubah dunia”. Kita juga mungkin masih ingat pula perjuangan para pemuda melawan kekorupan penguasa, Orde lama tumbang, pun Orde Baru lengser oleh gerakan pemuda. Itulah peran pemuda masa lalu. Pertanyaanya bagaimanakah peran pemuda saat ini? Apa yang seharusnya diperankan untuk mewujudkan kemandirian bangsa? Haruskah pemuda sekarang angkat bambu runcing atau turun ke jalan, berdemonstrasi dengan berbagai orasi, atraksi dan eksplorasi gerakan sebagaimana yang telah dilakukan oleh para pendahulu? Untuk menjawab pertanyaan tersebut hendaknya kita merenungkannya dengan seksama. Apakah dengan gerakan mereka (para pendahulu) telah benar-benar membuahkan perubahan yang siginifikan sesuai dengan tujuan utama suatu bangsa, mencapai rakyat adil makmur sentosa? Singkatnya, Sudahkah bangsa ini mandiri? Sudahkah kita berdaulat secara politik? Bangsa ini kita tahu mempunyai banyak partai, Pemimpin diusung melalui Pemilihan Umum secara langsung oleh rakyat dan berasas Jurdil (jujur dan Adil). Apakah benar yang terjadi dilapangan demikian? Percaturan politik dilapangan patut diakui atau tidak, banyak melenceng dari pakem aturan yang semestinya. Pemilihan diajang perdagangan atau yang sering disuarakan politik dagang sapi. Barter suara dengan jabatan, dengan bahan bangunan atau dengan uang. Kerap terjadi di hampir semua daerah. Sudahkah kita mandiri secara Ekonomi? Baru- baru ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono , menyampaikan kondisi ekonomi bangsa bagus ada peningkatan kesejahteraan rakyat. Seraya kami berkata, Amin! Ironisnya entah rakyat yang mana, banyak pengusaha gulung tikar dan menanggung hutang di Bank-bank. Persoalan pengangguran juga belum mengalami pengentasan, kalaupun terjadi pengentasan, itu lebih disebabkan karena banyaknya faktor kematian akibat bencana yang bertubi melanda bangsa ini. Lebih miris lagi ketika mengetahui hutang Negara bertambah. Perusahaan Besar yang mempengaruhi hajat orang banyak, masih banyak dikuasai oleh Perusahaan Asing . Bagaimana dengan berkepribadian sosial dan budaya? banyak Ilmuwan sosial mengakui bahwa Indonesia adalah ladang kajian Ilmu Humaniora atau Ilmu Sosial. Bangsa ini diakui mempunyai beraneka macam suku dan budaya. Berkepribadian suka bergotong royong, bertoleransi, ramah dan masyarakat agamis . Ironisnya, dimasyarakat yang agamis, korupsi jadi budaya, kebohongan melingkar seumpama spiral dan moralitas masih jadi persoalan mendasar. Lemahnya kemandirian Bangsa ini, tentu mempunyai sebab. Diawal kita pahami bahwa maju mundurnya suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh pemuda, apabila pemudanya lemah maka bangsa pun lemah. Sehingga logikanya lemahnya kemandirian pemuda menyebabkan lemahnya kemandirian suatu bangsa. Sumpah Pemuda adalah momen penting bagi perubahan bangsa Indonesia. Generasi muda saat itu menjadi pelopor persatuan nasional dalam simbol tanah air, kebangsaan, dan bahasa persatuan melalui Sumpah Pemuda. Sejarah bangsa ini selalu diwarnai oleh pemuda sebagai komponen utama. Pemuda memiliki semangat tinggi untuk melakukan perubahan. Energi positif itu terpancar ketika mereka melihat suatu kejanggalan pada bumi pertiwi. Pola pikir dan daya analisis yang tinggi terhadap masalah bangsa membuat mereka merasa terpanggil untuk melakukan percepatan perbaikan tanah air menuju ke arah yang lebih baik. Lalu, melihat realita sosial saat ini, apa yang bisa mereka lakukan?. Persaingan global yang semakin panas ditambah pesatnya perkembangan dunia teknologi membuat ekonomi kita semakin jauh tertinggal. Tayangan televisi yang tidak mendidik justru semakin marak disiarkan. Banyak generasi muda kita yang terjerumus ke dalam lembah kebodohan hanya karena tidak mampu memilah tayangan yang pantas ditonton. Melihat kenyataan yang terjadi saat ini, maka dibutuhkan sosok pemuda yang dapat melakukan akselerasi perbaikan bangsa. Akselerasi tersebut dapat terwujud melalui tindakan nyata dan peran yang dapat mereka berikan. Lalu, peran seperti apakah yang dapat membawa kita menuju ke gerbang kesejahteraan ?. Tidak adanya ekonom brilian yang bergerak bersama di negeri ini untuk dapat memahami, mencerna dan menemukan jalan keluar bagi krisis ekonomi merupakan salah satu penyebab kemunduran bumi pertiwi. Begitu juga dimensi-dimensi lain dimana masing-masing pribadi bergerak sendiri untuk memenuhi kebutuhan dan keuntungan pribadi. Mereka memang manusia-manusia brilian dan jenius tetapi seperti lidi yang berserakan, tidak terorganisasi menjadi kekuatan bangsa di bawah sebuah kepemimpinan yang solid. Kepemimpinan yang kuat dan baik tidaklah menjamin semua kesulitan kita selesai, tapi kepemimpinan yang kuat dan baik memastikan bahwa semua solusi strategis dan teknis yang kita rumuskan dapat bekerja secara benar dan efektif. Tapi, itu pulalah yang menjadi kunci masalah dimana semua berakar dari sana : krisis akhlak dan kepemimpinan. Jika kita menyusuri sejarah bangsa ini, kita akan bertemu generasi 1900-an yang mempelopori kebangkitan nasional dengan terbentuknya Boedi Oetomo sebagai organisasi yang boleh dikatakan sebagai titik awal terbentuknya organisasi yang bersifat nasional. Dilanjutkan dengan perjuangan generasi 1928 yang berhasil mempelopori persatuan nasional melalui Sumpah Pemuda. Lalu, kita akan bertemu dengan generasi 1945 yang mempelopori perjuangan kemerdekaan dan generasi 1966 yang berhasil mengakhiri rezim Orde Lama. Semua angkatan itu silih berganti sampai datang angkatan 1998 yang mampu menumbangkan rezim Orde Baru. rangkaian sejarah ini membuktikan bahwa peran pemuda sangat dinantikan untuk percepatan perbaikan bangsa. Mereka bersatu dengan meluruskan akhlak dan niat untuk menuju perbaikan Indonesia. Mereka bergerak di bawah kepemimpinan yang jelas dan terarah. Mereka bersatu padu seperti seikat sapu lidi yang mampu membersihkan sampah-sampah yang berserakan. Indonesia membutuhkan peran kita saat ini. Kita sebagai mahasiswa misalnya, menjadi profesional di bidang kita adalah salah satu cara yang paling efektif. Berkumpul bersama dengan pemuda lain yang memiliki visi searah lalu kita membentuk sebuah gerakan nonanarkis yang tersusun secara rapih. Lalu kita berusaha menuju ke sektor-sektor penting yang menjadi pusat pengambil keputusan atau sektor yang menguasai hayat hidup bangsa ini. Kita bergerak bersama dengan tujuan untuk memperbaiki bangsa ini. Kita bergerak dibawah arahan yang jelas. Karena itu kita butuh pemimpin yang mampu menjalankan fungsi pembangkit kekompakan agar pergerakan kita tidak mengalami perpecahan intern. Selain itu, kita butuh integritas akhlak dan kepribadian. Sikap-sikap ini dapat dilatih dengan cara aktif di organisasi seputar kampus atau lingkungan masyarakat. Banyak ilmu yang dapat ditimba di sana. Pendewasaan pikiran, peningkatan daya analisis, dan kemampuan untuk bekerja dalam tim dapat kita peroleh. Semakin strategis jabatan dalam organisasi maka semakin banyak hal yang dapat diperoleh untuk pengembangan diri dan wawasan. Pemuda adalah harapan bangsa. Kelak mereka yang akan menahkodai bangsa ini. Semua tergantung dari seberapa besar pengorbanan yang akan mereka persembahkan. Kita hanya bisa berharap semoga mereka mampu memaksimalkan kinerja mereka masing-masing untuk memajukan bangsa ini. Kemandirian bangsa tentu saja menjadi atensi dari semua elemen bangsa khususnya pemuda sebagai pengemban masa depan bangsa. Tidak dapat dipungkiri bahwa pemuda memiliki peranan sejarah yang penting dan berkelanjutan dalam perjalanan kehidupan berbangsa. Mengingat peranan dan posisinya yang strategis dalam konfigurasi kehidupan kebangsaan, sudah sepatutnya pemuda mesti dipandang sebagai aset sosial bangsa yang strategis. Secara kuantitatif, jumlah pemuda Indonesia hampir mencapai 40 persen dari total 200-an juta penduduk Indonesia atau sekitar 80 juta jiwa. Sedangkan secara kualitatif, pemuda pun memiliki talenta dan kapasitas yang cukup memadai untuk menjalankan tugas-tugas kepeloporan dalam pembangunan nasional, demi menuju pencapaian kemandirian bangsa. Berkaitan dengan kebijakan pembangunan kepemudaan, pemerintahan sekarang ini memiliki visi yang reformis sekaligus progresif dalam menyusun regulasi kepemudaan. Maka, sudahlah menjadi tanggung jawab generasi muda, sebagai anak zaman, untuk terus berjuang dari masa ke masa guna memperbaiki bangsanya. Merekatkan kembali persatuan yang retak. Pemuda dituntut untuk memikirkan nasib bangsa hari ini dan selanjutnya. Idealis, responsif, kritis merupakan karakter yang harus dimiliki pemuda, dengan tetap menjunjung etika dan moral. Pemuda harus terus memperjuangkan amanat penderitaan rakyat dan terus mendorong demokrasi, yang jauh dari berbagai bentuk tindakan anarkistis dan akan merugikan kehormatan perjuangan itu sendiri. Wacana pengetahuan dan kemampuan yang memadai begitu diperlukan oleh generasi muda agar dapat melaksanakan tugas-tugas kebangsaannya. Jiwa patriotisme dan semangat nasionalisme mutlak harus dimiliki pemuda agar tidak kehilangan jati dirinya sebagai anak bangsa yang senantiasa menjaga kehormatan-kedaulatan bangsa. Untuk itu pemuda perlu membekali diri dengan ilmu pengetahuan dan pendidikan yang tinggi, agar berilmu dan berakhlak mulia. Pada tempatnyalah para pemuda bangsa saat ini bercermin kepada para pemuda tempo dulu yang begitu gigih tanpa pamrih dalam berjuang, cerdas dalam berkarya, dan berwawasan jauh ke depan. Kemandirian adalah kata kunci yang harus ditanamkan pada pemuda. Kesadaran kolektif atas kemandirian akan menimbulkan rasa percaya diri untuk menempatkan pentingnya kehormatan dan martabat bangsa yang berdaulat, di tengah pergaulan antarbangsa dunia. Hanya bangsa yang mandirilah yang akan dihargai dan memiliki tempat terhormat di mata masyarakat dunia. Kemandirian suatau bangsa akan sangat ditentukan seberapa besar seluruh komponen bangsa itu, terutama pemudanya, menghargai dan bangga akan tanah airnya. Hal itu akan mendorong masyarakat suatu bangsa, melalui kepeloporan kaum muda, untuk berbuat kebajikan kolektif. Itulah tujuan dari kemandirian suatu bangsa, yang tentunya memiliki sejumlah syarat yang harus dipenuhi. Untuk mencapai itu semua, para nakhoda muda bangsa perlu dipersiapkan penuh kesadaran guna menyempurnakan kehidupan bangsa dengan mengembangkan potensi menjadi kekuatan nyata. Mengingat masa depan bangsa ada di tangan para pemuda, tibalah saatnya untuk mengembalikan kehormatan dan kedaulatan bangsa dengan membangun kemandirian bangsa. Jiwa seorang patriot dan semangat nasionalisme harus melekat dalam sanubari pemuda. Dengan itulah kita memiliki rasa percaya diri mencapai keberhasilan. Setidaknya prinsip-prinsip dasar terutama integritas moral, akhlak yang mulia, berjiwa patriot, sadar pentingnya ilmu pengetahuan-teknologi, memiliki kepekaan-solidaritas sosial tinggi dan inovatif-kreatif mengembangkan gagasan pemikiran karyanya, perlu dimiliki pemuda untuk tampil sebagai motor penggerak bangsa. Dengan atribut kepeloporan seperti itu dipastikan kita mampu mengembalikan kehormatan dan martabat bangsa yang hampir sirna. Selamat datang para pemuda, perbuatanmu akan dikenang sepanjang zaman. Karya-karyamu akan dibaca sepanjang masa dan engkaulah kebanggaan bangsa di hari esok
 

rumus kemandirian organisasi

I. Pendahuluan: Organisasi dan Organisasi Massa Dalam kehidupan masyarakat-bangsa dikenal bermacam-macam organisasi. Organisasi dapat dipahami sebagai perkumpulan atau perhimpunan atau persatuan orang-orang yang bekerja sama secara sistematis untuk mencapai tujuan tertentu, seperti organisasi pemerintahan, organisasi usaha, organisasi politik atau partai politik, dan organisasi massa. Organisasi massa (ormas) dapat dibentuk dengan tujuan tertentu yang dapat berdasar sosial kemasyarakatan, keagamaan, kepercayaan, kepemudaan, kewanitaan, kesenian, kemahasiswaan, adat, dan sebagainya. Orang-orang yang terlibat dalam ormas adalah orang-orang yang sepakat untuk merencanakan dan menjalankan kegiatan-kegiatan atau program-program yang ditentukan bersama sehingga organisasi tersebut dapat mencapai atau mewujudkan cita-citanya pada suatu waktu tertentu, berlandaskan visi dan missi tertentu . Ormas dapat bersifat formal (resmi) atau informal (tak resmi). Ormas formal mengandung hierarki yang ofisial dan garis otoritas yang tegas dan terstruktur serta diketahui umum dengan terbuka; ormas informal dijalankan dengan cara-cara di mana aturan-aturan ofisial organisasi dapat dinegosiasikan atau dikalahkan melalui praktek-praktek informal anggota. II. Pemimpin dan Anggota Setiap ormas terdiri atas unsur pemimpin atau pimpinan dan unsur anggota. Unsur pemimpin atau jajaran pimpinan adalah orang-orang yang duduk dalam struktur kepemimpinan atau kepengurusan ormas, sedangkan unsur anggota adalah orang-orang yang dipimpin atau massa. Keberhasilan ormas dalam menjalankan kegiatan-kegiatan dan mewujudkan cita-citanya ditentukan oleh hubungan dan kerjasama yang harmonis antara pimpinan dan anggotanya, antar pimpinan dan antar anggota. III. Ormas yang Mandiri Selama masih berhubungan, berurusan dengan dan membutuhkan pihak-pihak lain, sesungguhnya tidak ada ormas yang sepenuhnya atau 100% (seratus persen) mandiri. Namun demikian, sebuah ormas sudah boleh disebut mandiri jika kebijakan-kebijakan, rencana-rencana dan kegiatan-kegiatannya tidak dikendalikan atau dicampurtangani oleh pihak lain semisal pihak pemerintah atau kekuatan politik tertentu, meskipun pihak-pihak lain tersebut ada yang memberikan bantuan tertentu sehingga dikatakan bantuan tersebut “tidak mengikat.” Pemberian bantuan atau sumbangan dapat berupa tenaga atau sumberdaya manusia, teknis dan/atau pendanaan. IV. Prinsip-Prinsip Kemandirian Dapat dikatakan bahwa prinsip-prinsip kemandirian dalam berorganisasi bagi ormas dapat menyangkut (1) pengaruh dan/atau campur tangan pihak pemerintah; (2) pengaruh dan/atau campur tangan pihak kekuatan atau partai politik; dan (3) pengaruh dan/atau campur tangan pihak organisasi lain. Pengaruh dan/atau campur tangan dari pihak-pihak lain tersebut dapat terjadi melalui pemberian bantuan atau dukungan sumber daya manusia, teknis dan/atau pendanaan/keuangan. Prinsip-prinsip kemandirian berorganisasi bagi organisasi massa seperti organisasi kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dapat dituangkan ke dalam polese atau kebijakan organisasi yang disepakati seperti: (1) Prinsip 1: terbuka dan demokratis, artinya ormas ini bersedia berhubungan dan bekerjasama dengan pihak lain dan dengan posisi yang setara serta diputuskan secara bersama-sama. (2) Prinsip 2: menerima dan menentukan, artinya ormas ini bersedia menerima dukungan dan bantuan tetapi menentukan sikap sendiri. (3) Prinsip 3: menolak intervensi, artinya ormas ini bersikap mandiri dari pengaruh dan/atau campur tangan pihak lain jika pengaruh dan/atau campur tangan tersebut mengakibatkan merendahnya harkat organisasi. (4) Prinsip 4: saling hormat, artinya ormas ini bersikap menghormati dan menerima penghormatan dari pihak lain. (5) Prinsip 5: bebas mengembangkan budi luhur, artinya ormas ini mengedepankan kebebasan untuk mengembangkan ajaran-ajaran moral, nilai-nilai, mental dan jiwa utama untuk membentuk manusia berbudi luhur. Prinsip-prinsip tersebut dapat menjadi pedoman bagi ormas atau organisasi penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesudah kesepakatan antar unsur-unsur dalam organisasi seperti unsur pimpinan dan sebanyak-banyak anggota. Prosesnya dapat demikian: (1) gagasan dari unsur pimpinan atau anggota; (2) pertemuan untuk membahas gagasan; (3) kesepakatan untuk merumuskan gagasan; (4) memilih atau menentukan tim perumus; (5) tim perumus melakukan pertemuan untuk membahas rumusan; (6) tim perumus membawa hasil rumusan ke dalam sidang organisasi; (7) sidang organisasi menentukan perubahan dan/atau perbaikan rumusan; (8) tim perumus melakukan perubahan dan/atau perbaikan rumusan; (9) tim perumus membawa kembali hasil rumusan yang sudah dirubah dan/atau diperbaiki ke dalam sidang organisasi; (10) organisasi menetapkan rumusan akhir dan mengumumkannya; (11) prinsip-prinsip tersebut dijalankan oleh pimpinan dan anggota. Demikianlah prinsip-prinsip lain dapat dirumuskan dan dikerjakan dengan cara-cara dan proses seperti itu atau cara-cara dan proses lain yang lebih sederhana. Kesederhanaan cara dan proses memudahkan organisasi dalam melaksanakan rencana dan kegiatannya untuk mewujudkan cita-cita bersama
 

kemandirian pemuda organisasi kepemudaan

Kemandirian bukan bawaan. Kemandirian tidak datang secara simultan. Ada peroses, dibutuhkan kebisiasaan dan latihan secara konsisten untuk mencapai kemandiri. Kemandirian bukan monopoli pada seorang pemimpin saja. Kemandirian harus tumbuh dari setiap individu, kemudian individu membentuk kelompok, dari kelompok membentuk komonitas. Kemandirian harus menjadi sepirit dan polarisasi dalam hidup keseharian. Ketika, individu, kelompok dan komonitas telah tercipta kemandirian maka akan tercipta satu tatanan hidup yang diniamis. Kemandirian di dalam organisasi misal, sebuah organisasi harus bisa menciptakan sikap kemandirian. Dengan adanya sikap kemandirian maka pola perjalanan organisasi akan mampu bersinergi dengan baik. Oleh sebab itu seorang pemimpin dituntut mampu membangun kemandirian dengan cara memberikan kepercayaan dan kontrol secara berkala dan berkelanjutan. Control diperlukan sebagai alat dalam melihat sekala dan prioritas selama ia bekerja atau berada di organisasi. Selanjutnya kepercayaan merupakan satu instrument guna membangun kemandirian terhadap diri dan patner itu sendiri “anggota”. Dengan diberikan kepercayaan pada diri individu dimungkinkan individu tersebut akan terjadi dinamika “kompetensi” berupa tanggung jawab. Menumbuhkembangkan rasa percaya diri dan tanggung jawab bukan satu hal yang mudah dan juga bukan hal yang sulit. Maka pola intraksi dan komonikasi bisa didorong guna menciptakan pengaruh terhadap individu yang lain. Jangan memarahi kesalahan yang diperbuat oleh anggota. Bimbing dan dekatilah beri perhatian supaya mereka lebih terpacu. Pembimbingan terhadap anak buang “anggota organisasi” dapat dilakukan guna mencapai target yang ditetapkan. Peningkatan pola kerja dapat dilakukan secara bersama atau perorangan yang memfokuskan pada struktur atau apa yang seharusnya dilakukan dan perlu ditingkatkan. Hal ini sesuai dengan prinsip ESQ yang diurai oleh Ary Ginanjar Agustian. Dan apa bila ada anggota berhasil meningkat kinerja dan kepedulian terhadap organisasi maka harus ada semacam penghargaan baik secara penempatan dan bisa pula berupa materi dll. Upaya semacam itu dimungkinkan diterapkan dalam keorganisasian untuk memicu sikap dan ke-integritas-an anggota. Tak mudah mengelola sebuah organisasi. Bukan berarti tidak bisa. Kematangan dan kometment dapat menjadi bekal seseorang untulk menjalankan roda ke-organisasi-an secara baik dan sistematis. Keterbukaan antara anggota dengan anggota lain menjadi kunci dalam membangun seprirt yang lebih baik. Hindarilah sikap menggurui sesama anggota, karena pada perinsipnya manusia paling anti terhadap cara-cara seperti itu. Kunci keberhasilan tidak dapat diukur dengan melimpahnya materi, atau kita bisa memimpin satu perusahaan besar. Karena banyak para pemimpin perusahaan besar ternyata mengecewakan karyawan-nya. Mengapa banyak pemimpin perusahaan mengecewakan karyawan-nya, jawabnya sederhana. Pertama tidak adanya komonikasi yang baik antara pemimpin dan yang dipimpin. Terkadang seorang pemimpin lebih mengedepankan sikap otoriter--nya, dan mengabaikan aspirasi bawahannya. Organisasi atau perusahaan bukan milik individu maka sikap individual itu harus dihindari. Setiap orang memiliki kepentingan dan penting bagi seorang pemimpin memahami kepentingan anggotanya. Tapi bukan berarti pemimpin harus tunduk dan terkontaminasi oleh banyak kepentingan. Komonikasi dan lakukan komonikasi, paparkanlah kepentingan perusahaan dan akomodasi kepentingan anggota. Karena dengan mengakomodasi kepentingan anggota/karyawan , dengan sendirinya karyawan akan mengedepankan kepentingan bersama. Bangun sikap disiplin. karena disiplin akan membawa pada kesuksesan dan keberhasilan. Sukses belum tentu berhasil. Dan sukses merupakan keberhasilan. Kita tentu masih ingat dengan pertandingan sepak bola piala AFF. Timanas sukses dalam setiap pertandingan dengan kemenangan tapi belum berhasil menjadi juara. Dibalik kesuksesan TIMNAS tidak lepas dari peran seorang pelatih Aflrid Ridel. Aflrid Ridel sangat berpengaruh dalam membawa kesuksesan TIMNAS. Kedisiplinan, itulah yang diterapkan oleh sang pelatih, jika ada pemain yang tidak disiplin mereka harus membayar denda. Namun Aflrid Ridel belum bisa membawa garuda berhasil, “berhasil juara”. Kita tenggok bagaimana TIMNAS Malaysia, sebagaimana kita tahu mereka sering kalah dalam pertandingan. Tapi mereka berhasil menjadi juara. Mengapa bisa demikian. Tim malaysia berhasil membangun soliditas diantara pemain. Mereka berhasil membangun rasa percaya diri yang tinggi. Kekalahan-kekaahan sebelumnya tidak menjadikan mereka jatuh, dan mereka berhasil menjadi juara. Kita tenggok Indonesia. Dari sejak awal pertandinagan piala AFF Indonesia selalu menjadi pemenang. Kemenangan yang mereka raih sukses membawa anemo rakyat negeri ini jadi satu-kesatuan INDONESIA “nasionalisme” itu bangkit dan itu menjadi bukti suksesnya TIMNAS kita. Tapi TIMNAS belum berhasil menjadi juara. Ada beberapa faktor mengapa TIMNAS Indonesia hanya membawa kesuksesan dan belum sampai berhasil menjadi juara. Pertama beberapa kemenangan yang diraih menjadikan TIMNAS enteng. Kedua perhatian yang berlebihan dari luar TIMNAS “politik” menjadi salah satu pengganggu kenapa TIMNAS gagal. Kemudian mengentengkan pemain Malaysia karena di beberapa pertandingan dikalahkan oleh Indonesia, itulah yang menyebabkan pemain akhirnya keteteran. Coba pada pertandingan di di bukit jalil Tim dari indonesia bisa mempertahankan dengan 0-0 maka mimpi menjadi sang juara sudah terwujud. Mengelola sebuah Club dan organisasi tidaklah jauh beda. Semangat dan kebersamaan menjadi kunci berhasil tidaknya satu organisasi. Seorang pemimpin organisasi harus mampu menerapkan disiplin tinggi, tapi jangan sampai berlaku otoriter. Pemimpin mempunyai kendali tapi jangan lupa pemimpin juga harus mau dan berani dikoreksi. Pemimpin organisasi dituntut mampu memberikan teladan dan menjalankan semua visi-misi yang telah ditetapkan. Seorang pemimpin harus mampu membangun soliditas, dan meningkatkan kepedulian terhadap anggota, hal semacam merupakan cara sederhana yang bisa dilakukan disetiap saat. Pujian dan harapan bisa menjadi langkah untuk membangun rasa memiliki terhadap anggota. Sekecil apa pun sumbangsih yang dilakukan anggota pujilah karena itu akan meningkan energi kebersamaan. Bangunlah harapan bersama-sama anggota. Jadikan anggota sebagai satu kesatuan dalam setiap langkah dan keputusan yang akan diambil. Minimkanlah perbedaan dengan menyatukan sikap dan presepsi. Berpulanglah pada visi-misi yang telah dibangun sedari awal
 

TANGGUNG JAWAB PEMUDA

Tidak bisa kita pungkiri bahwa seorang pemuda sangat di harapkan keberadaannya dan kiprahnya oleh semua kalangan baik itu kalangan muslim ataupun non muslim, Bahkan dalam pertarungan perpollitikan internasional pun sang pemuda sangat memegang peranan penting dalam mengadakan suatu perubahan, baik perubahan itu dari yang baik kepada yang tidak baik ataupun sebaliknya.Pemuda adalah sosok yang tidak pernah luput dari sorotan dunia, cikal bakal generasi yang akan menjadi gambaran dunia pada masa depan. Selamat dan majunya sebuah Negara atau peradaban adalah karena bagusnya para pemuda yang hidup pada zaman itu. Pemuda yang bertalenta selalu didambakan dari generasi ke generasi, karena dari sanalah mereka akan membangun dan mengukir sebuah prestasi yang akan dicatat oleh sejarah. Semenjak belasan abad yang lalu Al-Quran sudah banyak menggambarkan peranan sosok seorang pemuda yang penuh tanggung jawab dalam menegakan kalimat tauhid dan menebarkan sebuah kebenaran dan bersabar dalam menghadapi segala rintangan. Karena masa muda adalah tahap kehidupan yang penuh kekuatan dan bertenaga, umur pertengahan, sedangkan pertengahan segala sesuatu adalah yang terbaik. Laksana matahari berada di tengah-tengah langit, masa paling panas dan paling hangat. Masa remaja dan masa muda merupakan masa kehidupan potensi, penuh tenaga dan sangat berharga. Berikut ini contoh sosok pemuda yang Allah abadikan kisahnya dalam Al-Quran. 1. Kisah Ashab Al-Kahfi Firman-Nya: “Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya, sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan kami tambahkan kepada mereka petunjuk.” (QS: Al-Kahfi: 13). 2. Kisah penghancur berhala Firman-Nya: "Mereka berkata, kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim. " (QS: Al-Anbiya: 60). 3. Pengorbanan nyawa (yaitu Nabi Ismail Alaihissalam) Firman-Nya: “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, "Ibrahim berkata: hai anakku! Sesungguhnya aku melihat dalam mimpiku bahwa sesungguhnya aku menyembelihmu, maka fikirkanlah apa pendapatmu! Ia menjawab, hai Bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar. " (QS: Al-Shaffat: 102). 4. Menolak rayuan seorang wanita bangsawan nan jelita. Firman-Nya: "Yusuf berkata: Wahai tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku, dan jika tidak Engkau hindarkan daripadaku tipu daya mereka, maka tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh." (QS:Yusuf: 33.Itulah para pemuda, itulah kedudukan mereka dan begitulah seharusnya sikap mereka!! “Rosulullah pernah bersabda ada 7 golongan yang akan mendapatkan naungan Allah SWT di mana tidak ada naungan selain naungan Allah SWT diantaranya adalah seorang laki-laki yang digoda oleh seorang perempuan yang punya kedudukan dan punya rupa yang cantik tapi dia mengatakan saya takut kepada Allah”. Subhanallah…biasanya kalau kita lihat orang yang mendapat godaan wanita dan yang menggoda wanita adalah para pemuda bukan yang sudah kakek-kakek, makanya tidak heran kalau yang meramaikan acara valentine day beberapa minggu lalu bisa kita katakan lebih dari 95 persen adalah dari kalangan ABG dan pemuda. Diantara 7 golongan yang akan mendapatkan naungan Allah di akhirat nanti adalah pemuda yang senantiasa terpaut hatinya dengan masjid. Mengapa dalam hadits ini hanya dikhususkan pemuda? karena memang pada masa-masa inilah kebanyakan mereka menghabiskan waktunya untuk hura-hura, mengumbar hawa nafsunya dalam kesenangan dunia yang sesaat. Maka sangatlah wajar jika ada diantara pemuda yang hatinya selalu terpaut dengan masjid mendapatkan naungan Allah SWT di akhirat nanti. Pemuda diantara dua kubu Perseteruan antara haq dan bathil tak pernah padam sejak zaman Nabi Adam sampai akhir zaman nanti. Dan actor utama dalam perseteruan ini adalah para pemuda, tidak heran kalau musuh-musuh islam berusaha sekuat tenaga menjauhkan generasi mudanya dari ajaran islam yang sebenarnya, bahkan mereka rela menafkahkan hartanya milyaran dolar untuk menghalang-halangi orang-orang yang berjuang di jalan Allah. Salah satu contoh mereka tidak suka kalau pemuda muslim mempelajari ajaran islam yang sebenarnya dengan alasan teroris dan lain sebagainya. Mereka tidak suka kita mempelajari agama kita sendiri, padahal kita tidak pernah melarang mereka mendalami agama mereka sendiri. Tapi seperti itulah kondisinya seakan-akan mereka lebih tahu tentang islam daripada orang islam itu sendiri. Allah berfirman dalam Surat Al-Anfal yang artinya: ”sesungguhnya orang-orang kafir itu menafkahkan harta mereka untuk menghalang-halangi orang dari jalan Allah, mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam neraka jahannamlah orang-orang kafir itu dikumpulkan.” Tarik-menarik antara kubu yang haq dan yang bathil akan terus berjalan seiring dengan berjalannya waktu, dan ini adalah merupakan sunnatullah walaupun pada akhirnya yang haq lah yang akan muncul sebagai pemenang. Pemuda adalah agen perubah zaman (Agen of change). Ini telah dibuktikan oleh sejarah, terutamanya sejarah Islam. Di tangan para pemuda Islamlah dunia jahiliyah runtuh dan digantikan dengan dunia mengenal Islam. Sekarang apa tugas anda wahai pemuda muslim? Kita ingin dicatat oleh Allah SWT sebagai bagian dari kebangkitan ummat ini yang membawa panji-panji risalah, mampu membuktikan dan menampilkan wajah islam yang rohmatan lil’alamin membawa kedamaian untuk seluruh ummat manusia. Tugas Seorang Pemuda Muslim Ada beberapa tugas yang harus kita laksanakan sebagai pemuda muslim diantaranya: Pertama : Mempelajari Islam. Memahami agama yang benar ini adalah tugas yang pertama yang harus kita laksanakan, kesempatan yang ada pada kita sekarang ini harus kita pergunakan sebaik-baiknya, jangan sampai waktu terbuang begitu saja tanpa ada faedahnya, karena suatu saat nanti kita akan dimintakan pertanggungjawabannya di depan Allah SWT, masa muda kita untuk apa kita habiskan dan waktu luang kita untuk apa kita pergunakan. Salah satu ibadah yang paling mulia disisi Allah adalah attafaqquh fiddin, mempelajari dan memahami agama yang benar sesuai apa yang di ajarkan oleh Rosulullah SAW kepada kita, menjauhkan dari hal-hal yang baru (bid’ah) dalam agama. Munculnya pemikiran-pemikiran yang nyeleneh atau menyimpang dari jalan yang benar karena salah dalam mengambil mashdar talaqqi yang akhirnya membuat fitnah di muka bumi ini, memusuhi satu sama lain bahkan memutuskan hubungan silaturrohim antara sesama ummat islam. Belajar seharusnya kita jadikan sebagai hoby sebagaimana kita hoby dan suka ke salah satu permainan olahraga . Main bola contohnya, maksudnya belajar bukan menjadi beban bagi kita, karena memang tujuan kita semua jauh-jauh datang dari Indonesia tidak lain hanya untuk belajar, mari kita renungkan firman Allah SWT yang artinya: “ Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadilah: 11). Mempelajari dan memahami agama itu suatu kewajiban, menghindari diri agar tidak terjebak ke dalam perkara-perkara haram sedang kita tidak mengetahuinya, atau menganggap yang halal itu haram, yang sunnah itu wajib dan lain sebagainya. Oleh karena itu diperlukan bagi kita curahan waktu dan tenaga agar kita bisa memahami dengan benar agama ini. Seorang salaf as-saleh pernah mengatakan : " Sesungguhnya ilmu itu tidak akan memberi apa-apa kepadamu sehingga engkau memberikan semua yang ada padamu kepadanya; seluruh tenagamu, waktumu dan dirimu." Anda juga saya yakin pernah melihat iklan yang bunyinya: “don’t just study…study right.” Kedua: Mengamalkan Islam. Islam bukan hanya ilmu pengetahuan dan tsaqofah saja, tapi lebih dari itu islam menyuruh kepada pemeluknya untuk mengamalkan apa yang ada di dalam Al-Quran dan As-Sunnah, melaksanakan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi segala apa yang dilarang-Nya. Allah swt membuat perumpamaan yang sangat buruk bagi orang yang tidak mengamalkaan ilmunya yaitu seperti himar dan anjing. Firman-Nya : " Perumpamaan orang-orang yang dipertanggungjawabkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tidak memikulnya (tidak mengamalkan isinya) adalah seperti keledai (himar) yang membawa kitab-kitab yang tebal. " (QS. Al-Jumu'ah: 5). Kemunduran ummat islam seperti yang kita rasakan saat ini karena mulai dari pribadi kita sampai ke tingkat pemerintahan jauh dari nilai-nilai islam, maka tidak heran kalau bencana datang bertubi-tubi mulai dari gempa bumi, tanah longsor, krisis moneter yang tidak ada ujung-ujungnya karena kita betul-betul jauh dari nilai-nilai Al-Quran. Padahal Allah SWT telah berfirman yang artinya: “Jikalau penduduk negerri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan dari bumi.” (QS. Al-A’rof : 96). Mengamalkan Al-Quran adalah sebab diturunkannya keberkahan dari Allah swt dalam hidup kita, tanpa mengamalkan semua ini maka akan mendatangkan kerugian baik di dunia maupun di akhirat. Salah satu kerugian yang kita rasakan di dunia adalah hilangnya keberkahan dalam hidup, bahkan kehidupan terasa sangat sempit, kemudian kita selalu akan dijadikan bulan-bulanan oleh musuh-musuh islam dan kita tidak ada kekuatan untuk melawan mereka, karena kita akan kuat ketika kita betul-betul bersama Allah mengamalkan apa yang diperintahkan dan kekuatan itu akan hilang ketika kita jauh dan bermaksiat kepadaNya. Ketiga : Mendakwahkan Islam. Tugas dan kewajiban selanjutnya adalah dakwah ilallah. Tugas ini sangat berat, tapi sisi lain sangat mulia di sisi Allah SWT. Dikatakan sangat berat karena memang dalam berdakwah pasti saja ada cobaan, baik dari orang-orang kafir atau dari kalangan munafiqin. Ketika Rosulullah SAW mulai menyebarkan agama islam, mengajarkan kepada kaum quraisy tauhid yang benar, beliau langsung di tuduh macam-macam. Semua perkataan yang buruk dilontarkan kepada Rosulullah SAW, tukang sihir, kahin (dukun), gila dan lain sebagainya. Begitu juga ketika para rosul sebelum Nabi Muhammad SAW mengajak kaumnya kepada ajaran tauhid, mereka langsung menuduh para nabi dengan mengatakan orang bodoh, orang sesat bahkan banyak diantara nabi-nabi dibunuh oleh kaumnya sendiri. Sekarang kita temukan tuduhan gaya baru yaitu dengan tuduhan “teroris” . Rakyat Palestina yang membela hak-haknya dari penjajahan Yahudi dianggap teroris. Dan ini sudah sunnatullah dalam memperjuangkan dan mendakwahkan islam pasti ada tantangannya. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Furqon: “ dan seperti itulah, telah kami adakan bagi tiap-tiap nabi musuh dari orang-orang mujrim. Dan cukuplah Tuhanmu memberi petunjuk dan penolong.” Yahudi dan antek-anteknya dari kalangan munafiqun tidak pernah bisa tidur nyenyak selagi dakwah islam terus menyebar ke seluruh penjuru dunia. Oleh karena itu mereka bekerja keras memberikan opini yang jelek terhadap islam dengan tuduhan yang tidak ada bukti, bahkan kita juga tau beberapa waktu yang lalu bagaimana mereka membuat gambar karikatur yang menghina Rosulullah SAW dengan tujuan agar dunia membenci dan menjauhi dari islam. Tapi apa yang terjadi bahkan sebaliknya orang-orang pada ingin tau apa itu islam dan banyak buku-buku tentang islam laku keras dan tidak sedikit akhirnya mereka mengakui bahwa islam itu adalah agama yang benar dan akhirnya mereka masuk islam. Itulah cahaya Allah yang tidak bisa dihalangi oleh siapapun jika Allah berkehendak. Firman Allah SWT dalam surat Al-Baroah ayat 32 yang artinya: “ Mereka berkehendak memadamkan cahaya/agama Allah dengan mulut/ucapan-ucapan mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir tidak menyukai.” Banyak ayat-ayat Al-Quran yang memerintahkan mukminin supaya berdakwah, firman-Nya: " Demi masa! Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali yang beriman dan beramal soleh dan saling nasihat-menasihati dengan kebenaran dan kesabaran." (QS. Al-'Asr (103) : 1-3). Tugas dakwah sangat perlu sifat sabar. Karena dakwah itu merupakan satu tugas yang berat. Tanggungjawab mulia ini meskipun berat adalah warisan pusaka abadi dari Nabi Muhammad SAW, mesti kita laksanakan walau apa pun rintangannya. Rosulullah SAW pernah bersabda: “ Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat.” Masuknya islam ke Indonesia adalah hasil jerih payah para duat dan kerja keras mereka, karena tanpa dakwah tidak mungkin islam sampai ke seantero dunia. Dengan dakwah yang santun akhirnya mereka berhasil memikat hati masyarakat pada masa itu. Tugas kita sekarang sebagai pemuda muslim meneruskan estafet perjuangan dakwah tersebut, kita tunjukkan kepada dunia bahwa islam jauh dari sifat anarkis dan kekerasan. Islam bukanlah agama teroris sebagaimana yang di propagandakan oleh Yahudi dan barat. Dengan demikian kita sudah melaksanakan tugas kita yang mulia ini dan merupakan salah satu amalan yang paling baik di sisi Allah SWT. Firman-Nya: "Dan siapakah yang lebih baik perkataannya diantara orang yang mengajak ke jalan Allah dan melakukan amal soleh serta mengatakan; sesungguhnya aku termasuk oarang-orang yang menyerah diri kepada Allah'?. " (Qs. Fushshilat: 33). Kesimpulan Inilah beberapa tugas yang bisa kita lakukan untuk berkhidmah kepada masyarakat, bangsa dan agama. Semua itu akan mudah dilakukan kalau ada kemauan yang tinggi (himmah ‘aliyah) dan tentunya senantiasa dengan berdoa agar kita para pemuda muslim diberikan kekuatan oleh Allah SWT untuk meneruskan perjuangan para salafussholeh dalam menyebarkan risalah islam. Senantiasa diberikan kesemangatan dalam tafaqquh fiddin dan mengamalkannya
 

dari kongres ke kongres IPNU

Pendirian Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dimotori oleh M Sufjan Cholil (Jombang), H. Mustahal (Solo), dan Acmad Masjhub, dan Abdul Ghoni Farida (Semarang) yang mengusulkan kepada PB LP Maarif yang saat itu menyelenggarakan Konferensi Besarnya di Semarang. Sebelum menindaklanjuti pengesahan Konferensi Besar Ma’arif NU, assabiqunal awwalun (sebutan bagi tiga perintis IPNU) mengadakan Konferensi Segi Lima di Solo. Konferensi ini meliputi daerah Yogyakarta, Semarang, Solo, Jombang, dan Kediri. Konferensi ini melahirkan beberapa keputusan penting, yaitu bahwa organisasai berazaskan ahlussunah wal jamaah, wilayah garapan organisasi yang khusus putra, dan tujuan keberadaan organisasi adalah mengokohkan ajaran Islam sekaligus risalah diniyah (penyebarluasan), meninggikan dan menyempurnakan pendidikan dan ajaran Islam, serta menghimpun semua potensi pelajar yang berpaham Ahlussunah wal jamaah di semua sekolah sekolah yang ada. Keputusan yang tidak kalah penting adalah menunjuk Mohammad Tholchah Mansoer sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat IPNU dan menetapkan Yogyakarta sebagai kantor pusat, serta sekilas PD/PRT IPNU. Berita pelaksanaan Konferensi Segi Lima serta hasil-hasilnya segera disebarkan ke seluruh pelosok Tanah Air, terutama kota-kota yang terdapat pesantren. Hingga sampai saat ini perkembangan IPNU-IPPNU sangat signifikan. Selanjutnya IPNU mendapat pengakuan resmi sebagai bagian dari NU pada Muktamar NU ke 20 di Surabaya pada tanggal 9 – 14 September 1954. Kemudian IPNU melaksanakan muktamar yang pertama pada tanggal 28 Februari 1955 di Malang Jawa Timur. Kebesaran muktamar benar benar terwujud, dan semakin terasa istimewa karena dihadiri oleh Presiden RI Ir. Soekarno, Wakil Perdana Menteri Zainul Arifin, Menteri Agama RI KH. Masykur. Sedangkan dari jajaran PBNU hadir Rois ‘Aam NU KH Abdulwahab Chasbullah, Ketua Umum Partai NU KH Dahlan, Ketua Umum PB Maarif NU KH Syukri Ghozali. Hal itu yang menandai pengakuan pihak Eksternal dan Internal eksistensi IPNU sebagai salah satu organisasi kepemudaan di Indonesia. Pada muktamar II di Pekalongan pada tahun 1957, mulai diadakan lomba dan beberapa pertandingan cabang olahraga, diantaranya sepak bola, bulutangkis dan catur. Pada muktamar II ini kembali Tolkhah Mansyur dipercaya sebagai ketua Umum. Muktamar III dilaksanakan di Cerebon, pada tanggal 27 Desember 1958. di muktamar ini IPNU mulai mendapat kritik, karena diusia yang ke-4 kader pesantren merasa ditinggalkan dan kurang diakomodir. Puncaknya mereka menilai bahwa eksistensi IPNU sebagai organisasi tidak jauh berbeda dengan PII. Semangat kritisisme peserta muktamar mulai kelihatan, hal ini dapat dilihat dari Usulan-usulan baik itu kepada PP IPNU, PB Maarif, ataupun kepada Menteri Agama, menteri PP & K, dan Menteri Perhubungan. Dalam muktamar ini POR mulai diadakan secara resmi yang diikuti oleh 56 cabang IPNU dari seluruh Indonesia. Selain Tolkhah Mansyur terpilih kembali sebagai ketua Umum IPNU, yang paling penting adalah munculnya amanat Muktamar bahwa PP IPNU harus menyusun Mukadimmah AD / ART IPNU yang akhirnya berhasil disusun pada tanggal 16 Oktober 1959. Muktamar IV diselenggarakan di Yogyakarta, pad tanggal 11 Februari 1961, beberapa hal penting yang dihasilkan dalam muktamar ini adalah penghapusan departemen perguruan tinggi IPNU karena sudah ada PMII, penggantian istilah muktamar menjadi kongres, dan perubahan istilah dari Anggaran Dasar / Rumah Tangga (AD/ART) menjadi Peraturan Dasar / Peraturan rumah tangga (PD/PRT) serta finalisasi bentuk lambang IPNU. Dan terpilihnya Ismail Makky sebagai ketua Umum. Sebelum diadakan Kongres ke V di Purwokerto, diadakan konferensi besar di Pekalongan pada tanggal 28 Oktober 1964, lahirlah rumusan sikap yang disebut dengan ‘Doktrin Pekalongan’, yang isinya sebuah ekspresi kesadaran IPNU untuk terus berusaha melakukan langkah langkah kongkrit aktualisasi perjuangan menuju cita cita Nahdlatul Ulama. Doktrin Pekalongan juga menegaskan pemihakan IPNU kepda Pancasila, mengalahkan manifesto Komunis maupun Declaration of Independence. Dari Doktrin pekalongan inilah yang kemudian mendorong berdirinya Corp Brigade Pembangunan (CBP) pada tahun 1965. Mengingat pada saat itu eskalasi politik sedang meningkat. Operasional CBP ada pada wilayah membantu usaha pembangunan masyarakat desa dan sebagai organ keamanan bagi IPNU. Kongres V di Purwokerto menghasilkan ketua terpilih Asnawi Latif. Dan yang terpenting adalah Ikrar Bersama peserta Kongres V yang berbunyi “Nama Organisasi ‘Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ tidak akan di ubah untuk selama lamanya.” Setahun setelah CBP terbentuk, IPNU menyelenggarakan Kongres VI di Surabaya pada tanggal 20 – 24 Agustus 1966, dikongres ini juga diadakan PORSENI IPNU / IPPNU. Di kongres ini menghasilkan keputusan yang fundamental yaitu IPNU / IPPNU sebagai badan otonom Partai Nahdlatul Ulama. Artinya posisi sejak kongres VI IPNU / IPPNU sejajar dengan GP Ansor, Muslimat dan Banom banom yang lain. Dan keputusan lain yaitu memindahkan kantor pusat IPNU dari Yogyakarta ke ibukota Jakarta. Tahun 1988 saat kongres ke-10 di Jombang, dikarenakan UU Nomor 8 tahun 1985 tentang aturan keormasan di Indonesia. Azas dan nama berubah, karena tuntutan UU itu, seperti juga pada NU. Tetapi hakekat dari tujuan, sasaran kelompok dll, tetap sama. Akronim IPNU dari Ikatan pelajar NU menjadi Ikatan Putra NU. Bahkan ketika itu, sebenarnya tidak saja kependekan “P” termasuk dua huruf dibelakangnya (NU) yang harus dihapuskan, karena hal itu dianggap sebagai bawahan partai tertentu. Pada kongres akhirnya tetap menjadi IPNU, hanya “P”-nya saja yang berubah,dari pelajar menjadi putra. Hal serupa juga terjadi pada organisasi pelajar manapun. Perubahan nama tersebut menjadikan IPNU terpaksa merubah focus sasaran bidang garap dari pelajar dan santri, menjadi lebih difokuskan pada kemahasiswaan. Namun kemudian dalam kongres ke-13 di Makasar tahun 2000, para kader IPNU memunculkan kesadaran bersama yang terasa hilang sejak tahun 1988, sehingga menghasilkan sebuah “Deklarasi Makasar” yang berisi rekomendasi bahwa IPNU kembali pada proses kepelajaran, lalu menumbuhkembangkan IPNU pada proses perjuangan sekolah dan pondok pesantren dan terakhir menghidupkan lagi Lembaga CBP (Corp Brigade Pembangunan ) yang lahir 1965 sebagai kelompok kedisiplinan, kepanduan, dan Pecinta Alam. Semua itu dalam kerangka mencapai tujuan IPNU yaitu terbentuknya putra-putra banga yang bertaqwa kepada Allah SWT, berilmu, Berakhlak mulia, dan berwawaan kebangsaan, serta bertanggung jawab atas tegak dan terlaksanakanya syari’at Islam menurut paham Ahlus Sunah Wal Jama’ah berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pada konggres IPNU di Surabaya, para kader IPNU membuat sebuah kesepakatan bersama yaitu untuk merubah nama dan sekaligus Visi kepelajaran dan orientasi Pengkaderan IPNU pada garis perjuangan yang semestinya. Pada Kongres di Asrama Haji Sukolilo Surabaya tersebut, sebenarnya sebagian besar peserta, terutama dari luar Jawa, tidak sepakat perubahan Putra ke Pelajar. Namun, karena tekanan dari PBNU (karena memang hak PBNU sebagai induk organisasi untuk mengintervensi IPNU pada saat dipandang perlu), akhirnya pada Pleno khusus ditetapkan secara aklamasi, bahwa IPNU kembali menjadi Ikatan Pelajar NU dengan fokus bidang garap pada segmen Pelajar dan Santri
 
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. slamet funata - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger